Bukankah kita hanya sebatas jalan pulang?
Iya, kita hanya sebatas jalan pulang.
Mencari arah melalui intuisi. Mengandalkan telepati.
Kita hanya sebatas jalan pulang saling menyapa dipersimpangan. Tersenyum seadanya tanpa bertanya kabar ataupun sapa lainnya. Kita hanya sebatas jalan pulang, mencari arah yang kian tertutup debu jalanan. Tertimpa kerikil tajam dan rumput liar.
Kita hanyalah sebatas jalan pulang. Menuntun jalan sendirian. Meski kadang angin yang ramah mencoba menghibur dengan hembusan lembutnya.
Benar-benar kini kita ada di jalan pulang dan bahkan saling menunggu. Menunggu untuk saling menemukan atau ditemukan.
Ingatlah sekali lagi. Kita hanya sebatas jalan pulang yang hampir sampai. Semoga.
Emi is Amy
Iya, kita hanya sebatas jalan pulang.
Mencari arah melalui intuisi. Mengandalkan telepati.
Kita hanya sebatas jalan pulang saling menyapa dipersimpangan. Tersenyum seadanya tanpa bertanya kabar ataupun sapa lainnya. Kita hanya sebatas jalan pulang, mencari arah yang kian tertutup debu jalanan. Tertimpa kerikil tajam dan rumput liar.
Kita hanyalah sebatas jalan pulang. Menuntun jalan sendirian. Meski kadang angin yang ramah mencoba menghibur dengan hembusan lembutnya.
Benar-benar kini kita ada di jalan pulang dan bahkan saling menunggu. Menunggu untuk saling menemukan atau ditemukan.
Ingatlah sekali lagi. Kita hanya sebatas jalan pulang yang hampir sampai. Semoga.
Emi is Amy
Komentar
Posting Komentar