Langsung ke konten utama

Kita Hanya Sebatas Jalan Pulang

Bukankah kita hanya sebatas jalan pulang?
Iya, kita hanya sebatas jalan pulang.
Mencari arah melalui intuisi. Mengandalkan telepati.
Kita hanya sebatas jalan pulang saling menyapa dipersimpangan. Tersenyum seadanya tanpa bertanya kabar ataupun sapa lainnya. Kita hanya sebatas jalan pulang, mencari arah yang kian tertutup debu jalanan. Tertimpa kerikil tajam dan rumput liar.
Kita hanyalah sebatas jalan pulang. Menuntun jalan sendirian. Meski kadang angin yang ramah mencoba menghibur dengan hembusan lembutnya.
Benar-benar kini kita ada di jalan pulang dan bahkan saling menunggu. Menunggu untuk saling menemukan atau ditemukan.
Ingatlah sekali lagi. Kita hanya sebatas jalan pulang yang hampir sampai. Semoga.



Emi is Amy

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untukmu, yang terlahir dari rahim yang sama

Kepada adikku tersayang, yang terlahir dari rahim yang sama. Saat pertama kali aku tahu kau lahir, betapa senangnya aku saat itu, kerena aku tidak akan sendirian lagi. Meskipun kadang aku galak atau bahkan sangat galak padamu, aku harap kamu memakluminya. Aku membawa sifat dasar seorang kakak, keras kepala hingga kini. Aku sadar aku bukan manusia paling baik di dunia ini. Aku juga bukan manusia dengan penuh kesabaran. Tapi aku berusaha menjadi sosok yang senantiasa melindungi dan menjaga keluarga dan orang-orang yang aku sayang termasuk kamu dalam hal apapun. Sebagai seorang kakak yang mungkin kadang jahat dan galak kepadamu, biarlah aku sedikit menuliskan doa-doaku dan harapan-harapanku. Karena aku terlalu lemah untuk mengucapkannya secara langsung kepadamu. Adikku, kuucapkan selamat atas usiamu yang baru saja bertambah satu, yang kini tak pantas lagi jika aku sebut sebagai anak-anak. Selamat karena telah melewati beberapa fase yang membawamu hingga pada titik ini. Selamat karena

Antara menemukan atau mencari

Menemukan atau mencari? Manakah tugasku? Manakah tugasmu? Aku yang menunggumu? Atau kau yang pasti datang menemuiku? Aku tidaklah pandai dalam menyimpan Akupun tidaklah pandai dalam mencari Namun Tuhan mengizinkan aku menemukan Sesuatu yang bahkan aku belum cari Jika ini sebuah takdir Biarkan Tuhan melanjutkan apa yang seharusnya menjadi takdir Biarkan Tuhan mengaturnya apa yang ada dalam garis tanganku, tanganmu Jika bertemunya aku denganmu adalah takdirku juga takdirmu, biarkan Tuhan merancangnya dengan sangat indah Toh akupun belum merancang apapun sebelum melihatmu Namun Jika ini adalah jawaban atas doa-doa Doamu, doaku Biarkan doa menuntun jalan ini Aku tidak akan menuntut apapun kepada Tuhanku Karena aku tidak berhak atas itu Hakku adalah menerima, meski tugasku adalah berdoa, ya meminta Karena yang sejati bukan datang karena terpaksa Karena yang sejati datang disaat yang tepat, tanpa terlalu dan terlewat Karena yang sejati akan datang meskipun dia ta