Langsung ke konten utama

Duhai Rindu

Duhai Rindu
Apa kabar?

Dengan hati yang masih tersusun rapi, aku ingin menulis agar kau mengerti apa yang masih tersimpan dalam benak ini.
Tak terasa sudah di penghujung Januari. Terlewat sudah pergantian tahun yang istimewa ini dan hingga kini aku hampir tidak tau kabarmu atau bahkan keberadaanmu. Mungkin karena kau terlalu sibuk dan akupun mulai tidak ingin peduli lagi dengan apa yang kau lakukan. Atau mungkin kita yang sama-sama lelah untuk mencari dan saling menemukan, tapi kuharap itu bukan alasannya. Ku harap yang ada adalah kau tetap tinggal dan aku tetap menjagamu di sini meski ragamu tidak. Ku harap hati tetap memiliki telepati untuk segera bertemu meski entah hingga kapan kita sama-sama saling menunggu. Aku sadar mungkin saat ini kau sangat jauh berkelana menemukan dirimu sendiri sebelum bertemu denganku. Aku sadar mungkin aku harus menata diri sebelum kau datang untuk menjemputku. Aku sadar kita memang jauh, bahkan mungkin ada di dalam dimensi yang berbeda. Sehingga Tuhan pun belum ingin kita mendekat, malah mungkin membantu kita untuk benar-benar berjauhan. Karena Dia pun seolah tak ingin biarkan engkau tersesat. Atau Dia akan cemburu jika nanti sepenuhnya hati dan otakku hanya berisi tentang engkau. Baiklah, ku harap itu adalah cara Tuhan agar kita berdua tetap saling jauh dan kemudian didekatkan. Hingga nanti kau benar-benar datang dan akan selalu tinggal.

Duhai Rindu..
Meski kadang aku berpikir, jika kau dapat berbicara padaku saat ini, mungkin kau akan sangat marah. Karena aku tidak bisa membawamu sampai kepadanya. Aku membiarkanmu terpatri di hatiku, berhari-hari, berminggu-minggu bahkan hingga menahun. Duhai rindu, maafkan keegoisanku. Aku hanya memikirkan diriku saja, tanpa mengerti perasaanmu. Tapi, taukah engkau rindu? Ada satu hal yang selalu membuatku akan tetap menjagamu dalam hatiku. Karena aku tidak hanya ingin engkau sampai padanya yang aku nantikan, tapi juga pada-Nya yang memilikimu, memilikiku, memilikinya dan pemilik alam semesta. Aku menjagamu supaya engkau tetap murni di hatiku. Hingga kau akan bertemu dengan orang yang tepat. Orang yang tiada pernah ada kata lelah untuk mengirimmu kembali kepadaku setelah aku membawamu padanya. Dia yang juga selalu merindu kepada Sang Pemilik Semesta.

Duhai Rindu..
Sepertinya aku akan selalu menulis surat kepadamu jika aku benar-benar merindu seperti ini. Karena isi otakku harus aku tumpahkan agar ia tidak penuh akan kau. Agar ia akan terisi kembali dengan rindu yang baru dengan rindu yang sama besarnya dan bahkan lebih dari itu. Jadi kau jangan kaget jika nanti, aku akan selalu menghujanimu dengan surat-suratku yang penuh kata rindu dari aku yang mematrinya dalam-dalam. Karena aku akan bahagia jika nanti kau tak hanya terbaca olehnya yang kurindu, tapi bisa sampai ke langit bersama bintang-bintang bahkan sampai kepada-Nya.



Salam Rindu
Dari Aku yang merindu


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan pasti akan berakhir

Aku sadar, semua adalah proses, kemarin, hari ini, dan esok adalah poses yang akan berakhir di peraduannya. Setiap perjalanan harus berakhir. Saat sebuah episode kehidupan harus ditutup dengan sebuah peristiwa. Setiap makhluk di bumi ini tercipta memiliki tujuan masing-masing. Dan ketika tujuan mereka telah selesai, mereka harus kembali. Kembali pada Sang Pencipta. Semua akan ditinggalkan, semua akan meninggalkan. Hanya orang yang mengerti apa yang seharusnya ia lakukan yang akan senatiasa bersyukur dan bersabar. Dan mengerti apa alasan mereka diciptakan. Maka ia tak akan merugi, Seperti tertulis dalam Al-Quran surah Al- Ashr yang berbunyi; وَالْعَصْرِ 1. Demi waktu, إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ 2. Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, dan saling menasihati untuk kebenaran, dan saling menasihati u...

Dear Desember

Dear Desember Bolehkah aku bercerita tentang "engkau" di hari itu? Di satu hari di penghujung bulan, Desember. Engkau berada di sebuah sisi yang aku ingin sekali singgah kemudian enggan untuk pergi. Dimana sebuah doa yang tak sengaja aku pinta dikabulkan Tuhan. Bertemu denganmu lagi. Kebetulan? Ah, aku tidak percaya kebetulan. Karena aku yakin suratan Tuhan bukanlah sebuah kebetulan. Aku masih ingat betul kau duduk di sampingku, di hadapanku, bercerita. Banyak sekali. Ditemani sepotong orchad moccachino yang kau beli untuk kita berdua. Oh iya aku lupa, aku yang memilih rasanya. Baiklah. Entah kenapa waktu berlalu dengan sangat cepat bahkan aku sulit untuk mengingatnya secara detail. Tapi ada yang selalu aku ingat. Namamu. Iya namamu indah untuk aku eja di setiap waktu. Seperti doa yang selalu ku ucap. Ku ulangi setiap hari. Tak pernah aku lupa sedikitpun. Meski aku tidak tahu apakah kau lupa akan aku atau tidak. Tapi taukah engkau jika aku merasa ada yang janggal saat a...

Kepada Mbah Kakungku

Mbah Kakungku gimana kabarnya? Semoga Mbah selalu dalam keadaan terbaik. Mbah, memangnya Mbah Kakung lagi apa disana? Memangnya lagi kangen sama aku ya? Kok Mbah Kakung masuk mimpiku semalem? Di mimpiku Mbah Kakung seger banget, wajahnya bersih, giginya sudah ndak ompong lagi, rambut uban mbah juga sekarang penuh ndak kosong lagi. Mbah Kakungku sekarang nambah ganteng lho.. hihihi Mbah, apa Mbah Kakung beneran kangen sampe aku ditunggu pulang? Mbah sabar ya, Emi masih banyak yang harus diurusi disini. Kalau saja Mbah Kakung sekarang lihat aku pasti sering marah-marah karena jarang pulang ke rumah jengukin Mbah. Mbah Kakung pasti sudah kelamaan nunggu di depan TV sampai-sampai ketiduran. Mbah, cucu kesayangan Mbah ini juga kangen kok. Kangen banget. Banyak banget yang pengen diceritain ke Mbah Kakung kalo ketemu. Mbah, tau ndak sekarang ini banyak orang yang baik, tapi jarang ada yang seperti Mbah Kakung. Ndak kaya mbah kakung yang baiknya tulus, sayangnya tulus. Mbah, aku juga ka...